Berat bayi lahir rendah (BBLR) merupakan suatu
kondisi berat badan bayi yang baru lahir kurang dari 2500 gram setelah satu
jam. Bayi yang baru lahir akan ditimbang beratnya setelah dibersihkan, setelah
itu dilakukan inisiasi menyusui dini. Pada awal kelahiran, ibu akan memproduksi
kolostrum sebagai makanan bayi yang membantu memenuhi kebutuhan gizi bayi yang
baru lahir sehingga bayi menjadi lebih baik.
Ciri-ciri
bayi yang mengalami BBLR dapat dilihat dari berat badannya setelah satu jam,
ukuran tubuh bayi juga cenderung lebih kecil dibandingkan dengan bayi normal,
pergerakan bayi lemah atau kurang lincah, dan kurangnya refleks dari proses
inisiasi menyusui dini. Penyebab terjadinya BBLR antara lain adalah bayi yang
lahir prematur, ibu hamil pada usia muda, adanya penyakit infeksi pada ibu,
kurangnya asupan gizi ibu saat hamil, dan terjadi hiperemesis gravidarum selama
kehamilan sehingga bayi kekurangan nutrisi. Jika ibu terlanjur menikah pada
usia muda, maka disarankan untuk menunda kehamilan sampai dengan usia 20 tahun,
dan ibu juga harus mempertahankan status gizi normal.
Dampak BBLR pada ibu adalah ibu akan merasa takut
dan cemas terhadap anaknya (dampak psikologis). Sedangkan dampak pada bayi
tersebut adalah beresiko untuk mengalami penyakit degeneratif, dan bayi akan
mengalami cacat mental jika bayi mengalami kekurangan nutrisi dalam jangka
waktu yang lama. Bayi yang mengalami BBLR dapat diatasi dengan memeberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan dan diberian makanan tambahan ASI setelah 6 bulan,
serta ibu yang menyusui harus mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan
kualitas ASI, seperti sayuran berwarna hijau (daun katuk).
Penanganan
BBLR lebih banyak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mendampingi ibu pada
saat melahirkan. Biasanya diberikan suntikan Vitamin K, karena vitamin K dapat
disintesis tubuh melalui sistem pencernaan, sedangkan BBLR belum memiliki
sistem pencernaan yang sempurna seperti bayi normal sehingga diperlukan suntikan
vitamin K dari luar tubuh. Bayi BBLR memiliki masalah menyususi karena refleks
menghisapnya masih lemah. Sehingga ASI dapat
dipompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet,
dengan demikian bayi dapat dilatih untuk menghisap ASI yang telah dikeluarkan melalui
pipet atau selang kecil yang menempel pada putting.
BBLR
sangat rentan mengalami suhu tubuh yang rendah (hipotermia), sehingga penting
untuk menjaga suhu tubuh bayi agar tetap dalam kondisi normal. Hal utama yang
perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal dengan cara
menghangatkan suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit ibu dan bayi, pemancar
panas, inkubator atau ruangan hangat.
Upaya antisipasi agar
tidak terjadi BBLR dapat dimulai pada saat konsepsi atau pembuahan. Ibu yang
merencanakan kehamilan harus bisa menjaga kesehatan dan pola makan yang
beragam, bergizi, dan seimbang untuk mencapai status gizi normal. Pada tahap
kehamilan, ibu harus bisa mencukupi kebutuhan nutrisi ibu dan bayinya, karena kebutuhan
ibu hamil meningkat 1,5 kali dari wanita biasa. Menjaga perilaku hidup bersih
dan sehat, tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak menggunakan obat terlarang,
dan meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala (minimal 4 kali selama
masa kehamilan).